D |
ewasa ini, daging itik sudah mulai populer dan digemari oleh masyarakat. Ini ditandai dengan maraknya warung-warung yang menjual produk olahan dari itik. Pada umumnya daging itik yang diperdagangkan berasal dari itik petelur dewasa afkir yang telah berumur lebih dari 3 tahun dan tidak produktif lagi. Hal tersebut mengakibatkan dagingnya kurang berkualitas ditinjau dari tekstur dan keempukan. Untuk mendapatkan daging itik muda yang berkualitas dapat diperoleh dengan memanfaatkan itik petelur jantan yang digemukan dengan masa pemeliharaan selama 42-49 hari.
Anak itik petelur jantan merupakan hasil penetasan telur itik untuk menghasilkan bibit itik petelur, dan dalam setiap penetasan rata-rata dihasilkan anak itik jantan 50% dan anak itik betina 50%. Anak itik petelur jantan akan selalu diafkir dan dijual dengan harga murah, sementara itu belum banyak yang memanfaatkan sebagai ternak penghasil daging (itik pedaging). Untuk itu usaha penggemukan itik jantan merupakan peluang usaha yang potensial.
Tatalaksana usaha penggemukan itik jantan adalah sebagai berikut:
1. Bibit
Jenis itik petelur jantan yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pedaging. Antara lain itik Tegal, Mojosari (Mojokerto), Alabio, Muntilan (Magelang), Karawang (Cirebon), Indramayu, Bali (Pinguin), Turi, CV. 2000 INA, dan lain sebagainya.
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit antara lain : tidak ada cacat, sehat dan lincah, tidak ada benjolan didubur, dubur dan pusatnya kering dan tidak lengket.
2. Perkandangan
Model kandang untuk penggemukan itik jantan cukup sederhana yaitu kandang bok dan postal. Kandang box digunakan untuk pemeliharaan 1-3 minggu, sedangkan kandang postal untuk pemeliharaan 3 minggu sampai panen. Kunci utama dalam pemeliharaan di kandang box adalah faktor pemanas. Pemanas yang bisa anda gunakan antara lain pemanas buatan (brooder) dengan sumber panas dari minyak tanah, briket batubara, LPG, lampu neon, dop dan sebagainya. Kepadatan kandang per m2 sekitar 30-40 ekor. Sedangkan pada kandang postal yang perlu mendapatkan perhatian adalah kepadatan kandang dan pemantauan laju pertumbuhan. Sering-seringlah mengganti atau menambah alas kandang baik dengan jerami, sekam, atau bahan lain sejenis.
3. Pakan
Pakan DOD umur 1-3 minggu sebaiknya menggunakan pakan pabrikan (concentrate). Yang sering digunakan adalah jenis pakan starter untuk ayam pedaging. Multivitamin dan antibiotika juga perlu diberikan seperti vitachick, rhodivit, sorbitol dan lain sebagainya. Frekuensi pemberian pakan kalau bisa diusahakan lebih banyak dan teratur. Keuntungannya yang akan di dapat dengan frekuensi pemberian pakan lebih banyak adalah pakan yang kita berikan senantiasa fresh dan terkontrol. Setelah umur 3 minggu pakan bisa diganti dengan komposisi 1 bagian konsentrat dengan 2 bagian dedak. Bahan pakan alternatif lain yang bisa diberikan antara lain : siput, rejekan mie instan, ampas kelapa, bihun afkir, roti afkir dan lain sebagainya. Kadar protein yang dibutuhkan antara 16-22% dan energy metabolisme sekitar 2900-3000 kkal/kg.
Kebutuhan pakan dan minum per 100 ekor
Umur (minggu) | Jumlah pakan (kg) | Jumlah minum (ltr) |
1 | 1,5 | 3,2 |
2 | 3 | 7,2 |
3 | 4 | 10,4 |
4 | 6,1 | 13,6 |
5 | 6,5 | 16 |
6 | 6,8 | 17,6 |
4. Pencegahan penyakit
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
1) penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
2) penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
1) Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan. Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
2) Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret. Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
5. Analisa usaha per 100 ekor dalam 42 hari (6 minggu) :
Biaya
· DOD 100 ekor x Rp 3.000 = Rp 300.000
- Pakan dedak l.k 50 kg x Rp 1.200 = Rp 60.000
- Pakan pabrik 100 kg x Rp 5.500 = Rp 550.000
- Obat-obatan Rp 50.000
- Biaya lain-lain Rp 100.000
- Total Pengeluaran Rp 1.060.000,-
Pendapatan
Asumsi bebek yang mati sebelum 6 minggu sebesar 15% (termasuk tinggi). Sehingga yang tersisa adalah 85 ekor dengan harga jual Rp 13.000/ekor maka akan di dapat pendapatan sebesar 85 ekor x Rp 13.000 = Rp 1.275.000,- (harga jual di beberapa daerah bisa tembus angka Rp 18.000-20.000/ekor dengan berat yang sama)
Keuntungan
Keuntungan = total pendapatan - total biaya = Rp 1.275.000 - 1.060.000 = Rp 215.000
Keuntungan tersebut hanya untuk 100 ekor, maka kami menyarankan agar minimal memelihara 500 ekor. Selain itu keuntungan dpat dimaksimalkan dengan cara : menekan angka kematian, penggunaan pakan alternatif dan meningkatkan harga jual.
Daftar pustaka :
Admin, 2010. Usaha Penggemukan Itik Jantan dalam 40 hari, www.sentralternak.com, diakses pada tanggal 29 Oktober 2010.
Cahyono B,2008. Sukses Beternak Itik Jantan Lokal Afkir.Pustaka Mina. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar